Sajama Cut Siapkan Album ke-6 Dengan Single "Homili/Menatap Wajah Tuhan"
![]() |
Sajama Cut (istimewa) |
Jakarta, DJC – Walaupun lama tidak merilis album (Sejak “Godsigma” di tahun 2020) band asal Jakarta ini masih mampu menunjukan eksistesinya. Sajama Cut baru saja melepas single terbaru bertajuk ‘Homili/Menatap Wajah Tuhan’ pada 25 April ini. Single ini dipilih menjadi pembuka untuk album mereka yang ke-6. Masih menyajikan indie rock, single ini menjadi ekslporasi terbaru dari gaya bermusik mereka yang tampil lebih fresh. Band berawak Marcel Thee (vokal, multi-instrumentalis), Arta Kurnia (Bass), Aldrian Risjad (Gitar), Dewandara Danishwara (Gitar, Keys), Daniel Hasudungan (Synth, Piano), dan Adam Rinando (Drums, Synth) ini menghadirkan musik yang semakin berkembang melalui lagu terbarunya tersebut.
Single ‘Homili/Menatap Wajah Tuhan’ menceritakan tentang pergulatan batin di tengah budaya modern yang menuntut ambisi tanpa henti, serta pencarian makna kebahagiaan dalam kesederhanaan. Menurut sang vokalis lagu ini adalah salah satu dari sekian ‘doa dan pujian sekuler’ yang akan banyak ditemui di album ke-6 mereka. Dibuka dengan barisan lirik “Neraka yang kau takuti/bersemi dalam hati/menuntun, merayakan dirinya” dan dengan gamblang menawarkan kenyataan emosional dan personal yang dirasakan banyak orang. Lagu ini begitu relevan dan manusiawi: Siapa yang tidak pernah merasa tersiksa dan terperangkap dalam pikirannya sendiri?
"Buat gue, lirik itu sangat terbuka menyatakan bahwa kebahagiaan yang nyata itu selalu hadir dalam bentuk yang sederhana dan 'biasa'. Kita tersiksa oleh pemikiran, ambisi, dan keinginan untuk sesuatu yang lebih, sampai lupa melatih diri untuk berbahagia bahkan dengan sedikit saja yang kita raih," jelas Marcel.
Album keenam mereka, rencananya akan diterbitkan di bawah bendera Bojakrama Press, sebuah label rekaman independen asal Surabaya. Septian Dwi Satria, salah satu anggota dari Bojakrama Press mengatakan bahwa di album ini, Sajama Cut adalah bukti bahwa kendati mereka adalah band lama, namun tak pernah terjebak dalam jeruji estetik masa lalu.
“Salah satu yang menarik perhatian kami, dan memutuskan untuk merilis album ini adalah eksperimentasi tanpa henti dari Sajama Cut. Mereka menolak untuk bermain ‘aman’, dan tetap liar dalam eksplorasi musikalitas. Tanpa kehilangan jati diri mereka, yang begitu melekat dengan lirik-lirik puitik nan obscure, khas Sajama Cut,” Tutup Septian. (sTr)
Post a Comment