“Drop” Jika Sebuah Kencan Berujung Petaka

Jakarta, DJC – Berbagai kisah misteri yang seru banyak menjadi acuan untuk film ber-genre thriller. Akan tetapi bagaimana jadinya jika sebuah kencan yang harusnya romantis justru menjadi peristiwa yang menegangkan, hingga mengancam nyawa. Hal inilah yang ditampilkan film “Drop” besutan sutradara Christopher Landon, yang naskahnya ditulis oleh Jillian Jacobs dan Chris Roach. Film yang dibintangi oleh Meghann Fahy, Brandon Sklenar, Violett Beane, dan Jeffery Self ini menghadirkan kisah misteri rumit dari sebuah pesan di ponsel, yang melibatkan tokoh masyarakat terpandang. Film “Drop” sendiri sudah diputar di bioskop Amerika, dan mendapat respon yang positif.

Berkisah, seorang single mom bernama Violet Gates (Meghann Fahy) akhirnya janjian berkencan dengan kenalannya di sosmed, seorang fotografer bernama Henry Campbell (Brandon Sklenar). Ini adalah janji kencan pertama kalinya sejak meinggalnya sang suami. Karena baru berkencan lagi Violet merasa ragu, apalagi putra semata wayangnya Toby Gates (Jacob Robinson) harus ditinggalkannya. Dan terpaksa harus dititipkan ke adik kandung Violet, Jen Gates (Violett Beane) untuk menjaga Toby di rumah. Jen sendiri mendukung sang kakak untuk pergi berkencan, karena selama ini lebih banyak tinggal di rumah mengurus anaknya.

Violet yang didukung Jen mengharapkan malam itu menjadi kencan yang romantis. Tapi Violet masih merasa gugup, apalagi Henry datang terlambat ke restoran tempat janji mereka berkencan. Namun kencan tidak berjalan seperti yang diinginkan, karena tiba-tiba Violet mendapat pesan dadakan secara beruntun dari orang tak dikenal lewat sebuah aplikasi bernama "Digi-Drops". Awalnya Violet mengabaikan pesan tersebut, tapi tiba-tiba pesan-pesan beruntun ini berisi berbagai ancaman. Dimana pengirim pesan ini menampilkan video terkini kondisi rumah Violet yang disusupi orang bertopeng bersenjata yang mengancam keselamatan Toby dan Jen. Anehnya, si pengirim pesan selalu mengetahui semua gerak-gerik Violet selama di restoran, termasuk kondisi rumahnya. Hingga si pengirim pesan rahasia menyuruh Violet meracuni teman kencannya Henry, jika ingin Jen dan Toby selamat. Kencan yang seharusnya romantis, menjadi sebuah malapetaka dan kondisi yang menakutkan.

Film ini memang menampilkan alur cerita yang membuat penonton harus sedikit berpikir, tentang masalah apa yang sebenarnya terjadi. Dengan plot twist yang seakan melibatkan para pegawai di restoran tersebut. Banyak teka-teki yang dihadirkan, walau awalnya terasa sedikit membosankan, justru semakin menarik saat ketegangan yang dihadirkan lewat teka-teki yang mulai terbuka satu persatu. Dan menjadi klimak saat menuju ending film. Ketegangan yang sukses dihadirkan hanya lewat pesan dari sebuah ponsel, dimana penonton seakan diajak ikut mencari solusi pemecahannya.

Hal menarik lagi, di film “Drop” ini adalah pengambilan sudut gambar yang tepat, menarik dan ditail. Yang cukup sukses menambah nuansa mencekam, terutama saat mendekat ending cerita. Rupanya Christopher Landon cukup memperhitungkan dengan matang, antara alur cerita dengan pengambilan sudut gambar yang tepat. Walaupun pengambilan gambarnya justru lebih banyak di lokasi restoran tempat berkencan. Film yang disarankan bagi pecinta ketegangan dan teka-teki atau sebuah misteri yang rumit. Tak mengherangkan jika di USA, film ini mendapat banyak pujian dari para kritikus. Apalagi ada nama produser Jason Blum, yang sebelumnya telah menghasilkan film-film sukses bergenre thriller, seperti “Paranormal Activity”, “M3gan” dan beberap;a film sejenis lainnya. Termasuk sosok sang sutradara yang juga sudah tidak diragukan lagi dalam membesut film bergenre horror – thriller. (sTr)