Bhusdeq Melepas Album Solo Instrumental Bertajuk “Solivagant”
![]() |
Bhusdeq (Budi Drive) / istimewa |
Jakarta, DJC – Bagi seorang musisi yang bergabung di sebuah band, merilis album solo adalah langkah maju dalam meniti karir bermusik-nya. Beberapa diantaranya terhitung sukses, tanpa harus meninggalkan band yang membesarkan namanya. Adalah Bhusdeq atau yang dikenal Budi Drive yang merupakan gitaris dan pendiri band Drive, yang kini megembangkan langkah bermusiknya dengan merilis album solo bertajuk “Solivagant” di tengah kesibukannya dengan band bentukannya tersebut. Tentu saja di album ini karakter musiknya jauh beda dengan saat bermain di Drive. Dimana Bhusdeq menghadirkan project musik instrumental, yang mengeksplorasi alter ego dari permainan gitarnya
Album ini berisi 10 track. Kata Solivagant menurut google search adalah mengembara atau berpetualang sendirian, yang memang pada dasarnya Bhusdeq sudah merancang project solo albumnya ini ditampilkan tanpa vokal. Kompoisisi musik instrumental ini menjadi langkah awal perjalan solo karir-nya, yang hadir tanpa melibatkan nama pendukung (featuring). Hal ini dimaksudkan, agar para pendengar lebih fokus pada permainan gitarnya. Walau semua lagu hadir tanpa lirik, sejatinya seluruh kompoisis di album ini merupakan sebuah rangkaian cerita fiksi ilmiah yang berkesinambungan.
Melalui siaran pers-nya, Bhusdeq mengatakan, “Karena memang baru pada project album inilah saya benar-benar mengerjakan sendiri tanpa keterlibatan teman-teman Drive maupun tim kerjanya, walau tetap dibantu oleh Budi Hendrix, social-media manager Drive”
Yang menarik, lagu bertajuk ‘Berangkat’ dan ‘2424’ justru sudah diciptakannya sejak awal- awal band Drive mulai eksis di pentas musik nasional, sekitar tahun 2008/2009. Hal inilah yang menjadikan 2 lagu tersebut berada di urutan track 1 dan 2 pada album ini. Meski tanpa lirik, ada beberapa teriakan atau shout berlirik di lagu ‘Jacaranda’ sebagai pelengkap. Secara keseluruhan, lagu-lagu di album ini sama seperti lagu-lagu Drive bertajuk, ‘Driven by Animals’ ataupun ‘Dilematika’, dimana komposisi musik yang dihadirkan Bhusdeq hampir selalu muncul akibat membaca buku/novel atau juga dari film.
“Secara musik saya tidak bisa mengategorikan genrenya, karena terlalu variatif. Cukup instrumental saja. Misalnya pada ‘Death Is a Going Home’ yang sangat klasikal lengkap dengan teknik tremolo ala Francisco Tarrega. Atau ‘Jacaranda’ yang berbau latin ala Santana. Atau ‘Doa Pagi’ yang full akustik, terinspirasi dari momen saat almarhum Baron Suprayogi terbaring sakit. Atau juga ‘2424’ yang harmonis dengan piano. Juga ‘Gritty Little Thing Called Lust’ yang nge-blues dengan permainan guitar-slide.” Ungkap Bhusdeq.
Menurut Bhusdeq, semua lagu di album tersebut muncul begitu saja akibat pekerjaannya sehari-hari sebagai Music Producer, termasuk perjalanan musikal di masa lalu, saat gitaris ini menempuh pendidikan musik klasik. Sebagai tambahan informasi, faktanya jarang sekali yang tahu bahwa jauh sebelum bergabung dengan Drive, Bhusdeq dulunya pernah belajar & mengajar musik klasik (piano dan gitar), sebelum akhirnya “terjerumus” dalam dunia session player serta orkestra (dimulai 2004 dengan Erwin Gutawa Orchestra).
“Saya bahkan menciptakan tokoh sendiri, yaitu Altan dan Qubit. Altan adalah seorang saintis, dan Qubit adalah seekor kucing android. Latar belakangnya dimulai tahun 2424, ketika kedua tokoh ini memulai petualangan ke sebuah eksoplanet Proxima Caentauri b, yang berjarak sekitar 4 tahun cahaya dari Bumi. Persiapan keberangkatan mereka ada pada komposisi ‘Berangkat’ dan pendaratan ada pada komposisi ‘2424’, jelas tergambar pada MV komposisi ini di YouTube. Komposisi-komposisi lainnya merupakan masing-masing kisah yang masih dalam proses penulisan, maunya jadi novel tapi entahlah semoga terwujud. Dan jika beberapa komposisi seperti ‘Plot 453’, ‘Broken Monster’, ‘The Dry’, dan ‘Adrift’ terasa seperti sebuah music scoring, itu adalah karena saya juga membuat scoring untuk film dan sinetron. Selain dikerjakan sendiri secara musik, kecuali bass pada ‘Plot 453’ oleh Adhitya Pratama, dengan malu-malu saya nyatakan 7 diantaranya mixing dan mastering dikerjakan sendiri pula. ‘Death Is A Going Home’ di mixing oleh Eko Sulistiyo, ‘Berangkat’ dan ‘2424’ oleh Oki SMR. Semoga hasilnya tidak terdengar mengecewakan.” Tutup musisi ini. (sTr)
Post a Comment