“Woodwalkers” Kisah Dilematis Manusia Setengah Binatang

Jakarta, DJC – Sudah lama film bertemakan keluarga yang bisa ditonton untuk semua umur, tidak diproduksi. Tapi film produksi Jerman ini bisa mewakili. Film “Woodwalkers” arahan sutradara Damian John Harper, dan naskah yang ditulis oleh Katja Brandis dan David Sandreuter menghadirkan cerita keluarga dari latar belakang kisah yang berbeda. Dimana sekumpulan ras yang disebut “Woodwalkers” berusaha berkompromi dengan ras manusia. Tentu saja dengan beragam konflik yang menyentuh.

Berkisah. Woodwalkers adalah ras setengah manusia dan setengah hewan. Mereka bisa merubah diri menjadi sosok binatang dalam kondisi tertentu. Sebuah SMA bernama Clearwater. di dedikasikan untuk menampung para remaja dari ras Woodwalkers. Salah satu murid SMA ini, Carag (Emile Cherif) yang bisa merubah dirinya menjadi seekor Puma, merasa gundah. Carag melihat banyak kelakuan manusia normal yang justru membahayakan kehidupan mereka dengan merusak hutan. Akan tetapi Carag memiliki keluarga angkat yang sangat menyayanginya, tentu saja keluarga ini tak mengetahui bahwa dia seorang Woodwalkers.

Sosok Andrew Milling, (Oliver Masucci) yang bisa berubah menjadi seekor beruang melihat kegalauan Carag dan berusaha mempengaruhinya untuk melawan ras manusia, walaupun sebenarnya Carag ragu. Tapi ajakan untuk menghancurkan sebuah tambang dengan para Woodwalkers yang dipimpin Andrew akhirnya diterimanya. Di sisi lain, Carag melihat niat jahat dari aksi kelompok Andrew ini, apalagi hal ini juga akan membahayakan keluarga angkatnya yang sedang berkemah tak jauh dari pertambangan. Berkat bantuan teman-teman sekolahnya, Holly / tupai (Lilli Falk) dan Brandon / bison (Johan von Ehrlich), Carag berhasil mengagalkan niat jahat Andrew dan kelompoknya.

Selain menawarkan kisah fantasi dan cerita kehangatan keluarga, yang tentunya disukai oleh anak-anak, film ini juga menawarkan ketengangan, dan konflik antar pertemanan (remaja). Akan tetapi naskahnya justru kurang kuat, banyak hal yang seperti mengantung, termasuk di ending film. Cerita di film ini hanya menawarkan penyelamantan sebuah keluarga dan merekatkan kembali kisah persahabatan yang renggang (untuk pesan yang mau ditonjolkan). Cukup ringan untuk dicerna anak-anak. Cocok jika ditonton seluruh keluarga untuk mengisi liburan, tanpa mengharapkan ekspetasi yang lebih. Apalagi hadir dengan latar belakang suasana hutan yang menarik. (sTr)