“We Live In Time” Drama Menyentuh Pasangan Romantis


Jakarta, DJC – Kisah romantis dari film bergenre drama, lebih banyak disukai berbagai kalangan. Apalagi jika kisah yang disajikan cukup menyentuh. “We Live in Time adalah film drama komedi romantis yang disutradarai oleh John Crowley dari skenario yang dikerjakan oleh Nick Payne. Merupakan film tentang hubungan percintaan pasangan yang problematik, apalagi dibintangi pasangan cast yang luar biasa (Andrew Garfield dan Florence Pugh), dan sanggup menyentuh para penontonnya.

            Berkisah Almut Brühl (Florence Pugh) seorang koki profesional secara tidak sengaja menabrak Tobias Durand (Andrew Garfield), lelaki kikuk yang baru saja bercerai. Kecelakaan ini justru mendekatkan mereka pada hubungan cinta romantis yang membara. Keduanya seakan memiliki kehidupan baru yang layak diperjuangkan. Keduanya mengalami lika-liku hidup sulit, saat diketahui Almut menderita kanker yang ganas, dimana dokter menyarankan untuk mengangkat setengah dari rahimnya. Karena keduanya ingin memiliki anak, mereka mengenyampingkan saran sang dokter tersebut dan percaya mereka bisa mengatasinya. Dan akhirnya terbukti, pasangan romantis ini berhasil memiliki anak dengan perjuangan yang keras.

            Masalah tidak sampai disitu, kanker yang diderita Almut semakin mengganas. Di saat Tobias ingin lebih serius dengan hubungan dan konsentrasi dengan keluarga, secara diam-diam Almut malah mengikuti kontes memasak kelas internasional. Mau tidak mau, Tobias dan Ella (Grace Delaney) putri semata wayang mereka harus mendukung kemaun Almut tersebut. Walaupun Tabias sadar, bahwa penyakit kanker yang diderita Almut, tidak akan bisa membuat usia Almut lebih panjang lagi.

            Kisah yang sangat romantis dengan drama menyentuh, diperankan oleh kedua nama yang sanggup menjungkirbalikan emosi para penoton. Dari kisah pasangan yang dimabuk cinta, asmara membara dan tragedi yang mengejutkan, dikemas dalam sebuah alur cerita yang kuat, detail dan menghanyutkan. Buah karya Nick Payne yang patut diparesiasi.

Salah satu kelebihan di film ini, bagaimana cara sang sutradara mengemas alur ceritanya. John Crowley sengaja tidak menampilkannya kisah secara runtun, malah menghadirkan cerita flashback secara acak / random. Bahkan flashback yang dihadirkan terkesan tidak saling berhubungan. Istimewanya, sutradara sengaja mengajak penonton untuk berpikir cerdas merangkai kisah yang ditampikan secara acak dan tak berurutan tersebut. Tapi tidak membuat penonton harus berpikir keras untuk memahaminya. Karena rangkain kisah random ini seperti sebuah puzzle yang mudah dicerna.

Kisah romantis, dan asmara membara. Termasuk nuansa komedi dihadirkan saat Almut harus melahirkan di minimarket sebuah pom bensin, hingga kisah sedih seputar kanker ganas yang menggerogotinya. Menjadi rangkaian alur cerita yang sangat berkesan, setelah menyaksikan film “We Live In Time” ini. (sTr)

 Jakarta, DJC – Kisah romantis dari film bergenre drama, lebih banyak disukai berbagai kalangan. Apalagi jika kisah yang disajikan cukup menyentuh. “We Live in Time adalah film drama komedi romantis yang disutradarai oleh John Crowley dari skenario yang dikerjakan oleh Nick Payne. Merupakan film tentang hubungan percintaan pasangan yang problematik, apalagi dibintangi pasangan cast yang luar biasa (Andrew Garfield dan Florence Pugh), dan sanggup menyentuh para penontonnya.

            Berkisah Almut Brühl (Florence Pugh) seorang koki profesional secara tidak sengaja menabrak Tobias Durand (Andrew Garfield), lelaki kikuk yang baru saja bercerai. Kecelakaan ini justru mendekatkan mereka pada hubungan cinta romantis yang membara. Keduanya seakan memiliki kehidupan baru yang layak diperjuangkan. Keduanya mengalami lika-liku hidup sulit, saat diketahui Almut menderita kanker yang ganas, dimana dokter menyarankan untuk mengangkat setengah dari rahimnya. Karena keduanya ingin memiliki anak, mereka mengenyampingkan saran sang dokter tersebut dan percaya mereka bisa mengatasinya. Dan akhirnya terbukti, pasangan romantis ini berhasil memiliki anak dengan perjuangan yang keras.

            Masalah tidak sampai disitu, kanker yang diderita Almut semakin mengganas. Di saat Tobias ingin lebih serius dengan hubungan dan konsentrasi dengan keluarga, secara diam-diam Almut malah mengikuti kontes memasak kelas internasional. Mau tidak mau, Tobias dan Ella (Grace Delaney) putri semata wayang mereka harus mendukung kemaun Almut tersebut. Walaupun Tabias sadar, bahwa penyakit kanker yang diderita Almut, tidak akan bisa membuat usia Almut lebih panjang lagi.

            Kisah yang sangat romantis dengan drama menyentuh, diperankan oleh kedua nama yang sanggup menjungkirbalikan emosi para penoton. Dari kisah pasangan yang dimabuk cinta, asmara membara dan tragedi yang mengejutkan, dikemas dalam sebuah alur cerita yang kuat, detail dan menghanyutkan. Buah karya Nick Payne yang patut diparesiasi.

Salah satu kelebihan di film ini, bagaimana cara sang sutradara mengemas alur ceritanya. John Crowley sengaja tidak menampilkannya kisah secara runtun, malah menghadirkan cerita flashback secara acak / random. Bahkan flashback yang dihadirkan terkesan tidak saling berhubungan. Istimewanya, sutradara sengaja mengajak penonton untuk berpikir cerdas merangkai kisah yang ditampikan secara acak dan tak berurutan tersebut. Tapi tidak membuat penonton harus berpikir keras untuk memahaminya. Karena rangkain kisah random ini seperti sebuah puzzle yang mudah dicerna.

Kisah romantis, dan asmara membara. Termasuk nuansa komedi dihadirkan saat Almut harus melahirkan di minimarket sebuah pom bensin, hingga kisah sedih seputar kanker ganas yang menggerogotinya. Menjadi rangkaian alur cerita yang sangat berkesan, setelah menyaksikan film “We Live In Time” ini. (sTr)

 


“We Live In Time”

Jenis Film        : Drama Romanstis / Komedi

Produser          : Adam Ackland, Benedict Cumberbatch

Sutradara         : John Crowley

Penulis             : Nick Payne

Produksi          : Film4, Sunny March, Shoebox Films

Distribusi         : Studio Canal

Casts               : Andrew Garfield, Florence Pugh, Grace Delaney, Lee Braithwaithe, Aoife Hinds, Adam Jones

STLS               : 17 Tahun Ke Atas

Durasi              : 107 Menit

 

 

 

“We Live In Time”

Jenis Film        : Drama Romanstis / Komedi

Produser          : Adam Ackland, Benedict Cumberbatch

Sutradara         : John Crowley

Penulis             : Nick Payne

Produksi          : Film4, Sunny March, Shoebox Films

Distribusi         : Studio Canal

Casts               : Andrew Garfield, Florence Pugh, Grace Delaney, Lee Braithwaithe, Aoife Hinds, Adam Jones

STLS               : 17 Tahun Ke Atas

Durasi              : 107 Menit

 

 

Diberdayakan oleh Blogger.