Banda Neira Comeback, Langsung Perkenalkan “Tumbuh Dan Menjadi”

Banda Neira (istimewa)

 Jakarta, DJC – Mempertahankan eksistensi dari aktiftas bermusik, diakui tidaklah mudah. Apalagi jika berhubungan dengan masalah personil. Hal ini juga dialami oleh kelompok musik Banda Neira. Didirikan pada 2012, duo asal kota Bandung ini sempat menyatakan bubar pada 2016 lalu. Akan tetapi karena menerima masukan dari para penggemarnya, akhirnya Banda Neira diaktifkan kembali pada tahun 2024 ini. Personil yang tersisa Ananda Badudu (vocal, gitar), mengajak Saron ‘Sasha’ Sakina (vocal, biola) untuk melengkapi duo ini. Dan comebacknya mereka langsung ditandai dengan dirilisnya album baru berjudul ‘Tumbuh dan Menjadi’.

            Sasha sendiri bukan nama baru bagi Banda Neira, karena selama ini Sasha memang mernjadi vokalis latar untuk duo ini. Dibentuknya kembali Banda Neira diakui memang berawal dari desakan para fans duo ini. Ananda Badudu bercerita bahwa para pendengar berperan besar dalam keputusannya mengakhiri masa bubar Banda Neira. Dan dirinya merasa bersalah karena ia merasa telah menelantarkan karya-karya yang telah ia bikin dulu.

“Para pendengar lah yang menghidupi lagu-lagu Banda Neira selama ini. Saya merasa banyak berutang pada mereka. Saya juga tidak pernah mempromosikan album-album Banda Neira, tapi lagu-lagunya mencari jalannya sendiri menemui para pendengar. Tapi yang terjadi makin ke sini pendengarnya semakin banyak. Saya malah tenggelam dalam perasaan bersalah,” kata Ananda dalam siaran persnya.

Di dalam album terbarunya ini, kata Sasha ada satu lagu yang secara tersirat menjelaskan kenapa Banda Neira hadir kembali, yakni lagu ‘Kan Terus Ku Tulis, Sampai Nafas Ini Habis’. Di lagu itu dituliskan keinginan Sasha dan Ananda untuk terus berkarya dan menulis sampai selamanya.

“Kami bersepakat untuk bermusik bareng juga karena sama-sama ingin terus bermusik sampai seterusnya, kalau bisa sampai kita tua. Kalau bisa enggak perlu ada bubar-bubar lagi,” ungkap Sasha menambahkan.

            Penggarapan album ini memakan waktu beberapa bulan, dimulai dari Mei hingga September 2024 lalu, dan direkam di studio Gadgadasvara (Tangerang) dan Kua Etnika (Yogyakarta). Album Tumbuh dan Menjadi ini diproduseri oleh Lie Indra Perkasa, dan melibatkan beberapa nama untuk urusan aransemen. Beberapa nama tersebut antara lain,  pianis Gardika Gigih dan Mery Kasiman, penabuh drum Dialog Dini Hari, Deny Surya, solois Eky Rizkani yang dikenal dengan nama panggung Reruntuh, penata vokal Ranya Badudu, dan Ruang String Quartet asal Yogyakarta yang beranggotakan Jeremia Kimosabe (cello), Saptadi Kristiawan (biola 1), Oscar Tunes (biola 2), dan Wasita Adi (viola). (sTr)

 

 

Diberdayakan oleh Blogger.