“Aftermath” Aksi Survival Dari Serangan Teroris Terlatih


 Jakarta, DJC – Film dengan genre action, tentunya tidak hanya menawarkan keteganggan dan keseruan, tapi juga dengan latar cerita yang juga mendukung. Jika di kisah film jenis ini melibatkan terorisme dan pasukan terlatih, tentu saja akan memiliki keseruan tersendiri. Film “Aftermath” arahan sutradara Patrick Lussier, dengan naskah yang ditulis oleh Nathan Graham Davis ini, menawarkan kisah aksi terorisme yang menteror kota Boston. Sebuah aksi terorisme yang ternyata diawaki pasukan terlatih untuk melakukan protes terhadap negara.

            Berkisah Eric Daniel (Dylan Sprouse) mengajak adiknya yang masih ABG, Madeleine (Megan Stott) berjalan mengelililingi kota kota Boston. Saat tiba di sebuah jembatan tiba-tiba jalanan macet. Keduanya baru sadar kalo jembatan itu sudah dikuasai oleh sekelompok teroris, dengan cara memutus akses jembatan ini. Para teroris sengaja meledakan kedua sisi jembatan agar tidak ada yang masuk dan keluar. Kelompok teroris yang menggunakan topeng ini, menyandera seluruh orang di jembatan ini, dan tidak segan membunuh mereka yang membangkang. Karena penasaran dan ingin selamat, Eric yang mantan tentara ini berusaha mencari tahu apa yang terjadi, dengan melumpuhkan salah satu teroris. Eric kemudian menyamar dengan menggunakan topeng teroris yang dilumpuhkannya tadi untuk berbaur.

            Ternyata para teroris ini adalah mantan pasukan khusus yang dipimpin oleh Romeo (Mason Gooding), akan tetapi nama mereka tercoreng akibat kejahatan perang yang telah mereka lakukan. Para teroris ini, melakukan aksi tersebut untuk menuntut pemerintah membersihkan nama mereka. Di antara orang-orang yang disandra tersebut, ada seorang narapinanda bernama Doc (Dichen Lachman) yang akan bersaksi di pengadilan melawan para teroris atas kejahatan perang yang mereka lakukan. Segala upaya penyelamatan gagal, karena kelompok teroris ini sudah mempersiapkan degan matang. Apalagi mereka juga sudah memasang bom di seluruh jembatan. Agar bisa menyelamatkan banyak orang termasuk adiknya, mau tidak mau Eric harus bekerjasama dengan Doc. Aksi Eric ini ternyata cukup merepotkan para Teroris. Sayangnya Romoe akhirnya tahu kalau Madeleine adalah adik Eric dan langsung menyandranya, agar Eric menyerahkan diri.

            Untuk kisah atau latar belakang cerita yang disajikan, sebenarnya tidak terlalu istimewa. Seputar kekejaman atau salah prosedur pasukan khusus saat melakukan tugasnya. Yang tentunya melibatkan beberapa nama berpengaruh. Akan tetapi rupanya sang sutradara tidak terlalu mementingkan kisah konspirasi atau cerita yang rumit. Justru Patrick Lussier lebih banyak menekankan ketegangan dalam aksi seru yang ditampilkan tokoh utama dan para teroris.

            Serunya aksi tembak menembak, dan ledakan termasuk pertarungan tangan kosong, justru lebih sering ditawarkan di film ini. Juga nuansa tegang dari situasi yang terjadi saat drama penyanderaan berlangsung. Seperti, bagaimana Madeleine dan Eric berusaha lolos dari kejaran para teroris yang professional, atau saat Doc menghindari renteten tembakan. Ketegangan bahkan sudah dirasakan dari awal hingga film berakhir. Disisi lain, film ini juga menghadirkan kisah drama masa lalu saat Eric masih bergabung di ketentaraan.

Patrick Lussier lebih banyak menawarkan aksi yang seru, dibandingkan kisah yang membuat penonton berpikir keras. Walaupun dengan ending sangat Hollywood, film ini cukup pas buat kamu yang suka film action dengan berbagai adengan seru sepanjang film berlangsung. (sTr)

 

“Aftermath”

Jenis Film        : Action

Produser          : Lucas Jarach, Brian Pitt

Sutradara         : Patrick Lussier

Penulis             : Nathan Graham Davis

Produksi          : Voltage Pictures

Casts               : Dylan Sprouse, Mason Gooding, Megan Stott, Will Lyman, Ashley Pynn Nick Apostolides, Jeff Bouffard, Thomas Brogan

STLS               : 13 Tqhun keatas

Durasi              : 1 Jam 37 Menit

 

 

Diberdayakan oleh Blogger.