Tampil di Eropa, Prison Of Blues Sukses Hadirkan Horor Ala Indonesia

Prison Of Blues (istimewa) 

Jakarta, DJC – Banyak konser bergengsi kelas dunia yang sukses digelar. Dan diakui tak banyak musisi tanah air yang berkesempatan untuk bisa ikut tampil di event-event besar tersebut. Akan tetapi, tak sedikit pula band Indonesia yang bisa membuktikan kapasitas mereka di kancah internasional. Buktinya, Prison Of Blues, band asal Temanggung Jawa Tengah bisa tampil di event bergengsi di Eropa. Band berawak Bowo (vokal/gitar), Aldino (contra bass), Bayu Randu (gitar) dan Endy (drum) ini diundang untuk berpatisipasi di konser Psychobilly terbesar dunia yang bernama “Psychobilly Meeting”. Festival musik ini diselenggarakan di Santa Suzana, Barcelona, Spanyol pada 2-9 Juli 2024 lalu.

Pengusung genre campuran antara rockabilly dan punk rock ini tampil bareng beberapa band-band Psychobilly legendaris seperti, Mad Sin, Nek Romantix, Demented Are Go, The Rumjack, King Kurt dan beberapa nama lagi. Prison of Blues menjadi band pertama dari Asia Tenggara yang diundang tampil dalam acara berskala internasional di Spanyol tersebut. Dimana pada gelaran tahun ini, sekaligus perayaan ulang tahun ke-30 Event “Psychobilly Meeting”.

Tak hanya tampil di Spanyol, Prison Of Blues juga di undang untuk tampil di 2 Festival besar lainnya, yaitu Storfaktor Festival dan Crazy Dayz Festival. Event Crazy Dayz Festival diselenggarakan di kota Cham Jerman, selama dua hari (12 dan 13 Juli 2024). Selain Prison Of Blues, pada gelaran ini menampilkan band-band dengan genre yang beragam. diantaranya Psycho Dad (Heavy Metal Covers - Germany), Freddy Locks (Reggae - Portugal), Heischneida (Bayerischer Rock, Ska, Funk. Gypsy Blues - Bavaria), Ace Kool (Hardcore - Mexico), dan Deadbeatz (Blues Punk - Austria)

Prison Of Blues sukses menarik perhatian penikmat musik dimana mereka tampil. Band ini menyajikan konsep musik yang unik, apalagi juga membawa citra rasa khas Indonesia. Selain alat musik modern, band ini juga menampilkan alat musik tiup tradisi dari minang “Serunai” hingga dandanan ala horror Indonesia. Tak mengherankan jika aksi mereka ini disambut antusias oleh audiens yang hadir. Selain itu, band ini berada di Eropa selama kurang lebih 3 minggu dan akan bermain di 15 gigs yang skalanya lebih kecil di berbagai kota di Eropa. Pada tour kali ini disupport oleh Kemendikbud dan Kemenparekraf. (sTr)

Diberdayakan oleh Blogger.