Gabung Dengan Warner Music, The Lantis Langsung Rilis Album ‘Pancarona’

The lantis (istimewa)

 Jakarta, DJC – Termasuk pendatang baru, tapi band asal Jakarta ini sudah mulai menunjukan eksistensinya di panggung musik nasional. The Lantis yang didirikan pada tahun 2020 lalu ini sempat menjadi viral dengan single mereka “Lampu Merah” (2021), yang didengar lebih dari 40,2 juta di Spotify, official lyric video sudah ditonton lebih dari 9,9 juta kali di kanal youtube The Lantis. Kesuksessan inilah yang membuat Warner Music Indonesia mengajak band berawak Giri Virandi (bass & vokal), Ravi Rinaldy (gitar & vokal), Rifki Dzaky Fauzan (gitar) dan Risyad Fabrian (drum) untuk bergabung. Tak menunggu lama, di bawah label ini, The Lantis langsung merilis album “Pancarona”.

            Ada hal menarik saat bergabungnya The Lantis di label ini. Kalau biasanya pendatang baru hanya merilis single saja sebagai gebrakan awal, akan tetapi The Lantis langsung beraksi dengan melepas full album, yang terdiri dari 12 lagu dengan 3 lagu yang sudah dirilis sebelumnya. Saat menggelar perilisan album ini di kantor Warner Music (15/03/24). mereka menggungkapkan bahwa pihak label memberi kepercayaan penuh pada band ini, untuk langsung merilis semua karyanya dalam sebuah album.

            “Inilah salah satu alasan kami mau bergabung dengan Warner Music. Selain kami diberi kebebasan dalam membuat karya, kami juga tidak dibatasi dengan jumlah karya yang akan kami rilis. Termasuk opsi untuk merilis full album.” Ungkap Giri menjelaskan tentang album tersebut kepada Djakarataconnection.

            Album “Pancarona” yang dikerjakan selama kurang lebih 1 tahun ini dibuka dengan lagu-lagu yang melambangkan ambisi dan cita-cita membara dan diakhiri dengan lagu-lagu yang merepresentasikan kesedihan, konflik, keputusasaan, dan konsekuensi dari false belief protagonis. Album ini sekaligus merangkum berbagai kisah yang dialami personil The Lantis di Ibukota Jakarta dalam kurun waktu 3 tahun terakhir sejak pandemi melanda. Seperti makna dari Pancarona itu sendiri, yang memiliki arti bermacam warna.

Kehidupan kan engga selamanya optimis tapi juga pesimis. Kita coba menceritakan betapa optimisnya gairah menuju kesuksesan di kota ini, pengalaman-pengalaman yang kita lalui di kota ini, hingga masa-masa pesimistik ataupun gelap yang mungkin telah memukul kita di kota ini. Semua emosi yang kita alami di kota ini kita coba rangkum dalam album ini.” ujar Ravi menambahkan.

Di album ini, The Lantis mengandalkan lagu Halo Jakarta” yang diciptakan oleh Giri dan Ravi dan diproduseri oleh Giri. Lebih lanjut, Giri menambahkan, “Lagu ini diciptakan saat lockdown. Kita kangen Jakarta tapi enggak bisa kemana-mana. Dari rasa kangen Jakarta yang kita tahu dengan macetnya, ramainya orang-orang, dibuatlah lagu Halo Jakarta ini.”

The Lantis hadir dengan konsep musik yang megambil nuansa retro. Yang menurut mereka musik jadul ini dapat reverensi dari orang tua mereka masing-masing, seperti saat mendegarkan lagu-lagu dari The Beatles. Musik-musik era inilah yang membentuk karakter musical band yang juga mendapat influence dari band lokal seperti Naif higga The Changcuters. (sTr)

 

 

Diberdayakan oleh Blogger.