Discus Akan Kembali Beraksi!


 Jakarta, DJC – Dikenal sebagai pionir musik progresif Indonesia, Discus menjadi band yang hadir dengan konsep musik dibilang rumit oleh sebagain Masyarakat, karena menampilkan skill permainan dengan mengeksplorasi sisi musikal yang lebar. Memasukan berbagai elemen musik, mulai dari rock, jazz, klasik avant-garde, dan etnik Indonesia, dengan berbagai instrumnet daerah yang dilibatkan. Inilah ciri bermusik yang melekat pada band asal Jakarta ini.

Setelah mati suri, band ini akan mulai bangkit kembali, dan akan merilis lagu terbaru dalam waktu dekat. Sebagai langkah awal, baru-baru saja Discus telah meluncurkan box set yang berisi 3 CD yang diedarkan oleh Disk Union Jepang. Yang Istimewa, box set ini langsung duduk di no. 4 best seller di Disk Union Japan's All Genre international chart. Menjadi sebuah gebrakan yang sangat mengagumkan untuk musisi asal Indonesia.

Dalam perjalan bermusiknya, Discus sudah melewaati berbagai fase membanggakan, termasuk di kancah internasional. Debut album Discus bertajuk “1st” (1999) diedarkan oleh label Italia, Mellow Records, sedangkan di Indonesia diedarkan oleh Chico & Ira Productions. Album kedua bertajuk “...Tot Licht!” (2004) di edarkan oleh Musea Records Perancis dan Gohan Records Jepang, serta Sony PRS di Indonesia. Dua album spesial ini mendapat respon yang sangat baik dari para penggemar musik progresif di seluruh dunia. Bahkan, pada 1999, sebuah majalah musik Amerika Serikat, Expose menjuluki band ini sebagaii: "...best of the year stuff, this one gets our highest recommendation..."

Tak sampai disitu, majalah-majalah terbitan Eropa lainnya juga mengapresiasi sepak terjang band ini. Majalah Prog-Resiste di Belgia menempatkan album Discus “1st: sebagai lima besar album prog-rock terbaik dunia di akhir 1999. Album “1st” dan “...Tot Licht!” juga mendapat review luar biasa dari majalah-majalah musik di negara Inggris, Jerman, Belanda, Belgia, Argentina, Brazil, Uzbekistan, Jerman dan Amerika Serikat. Di Jepang, album “...Tot Licht!” sempat menduduki posisi chart no.1 best seller all genre di amazon.co.jp selama beberapa waktu di tahun 2011. Popularitas Discus di Jepang, membuat sebuah band asal negara ini memainkan cover lagu Discus di panggung musik progressive di negara Sakura tersebut. Discus juga merupakan satu-satunya band Indonesia yang disebut dalam buku The Progressive Rock Handbook (Jerry Lucky, CG Publishing, 2008, ISBN 978-18949-59766)

Di Indonesia pengamat musik Denny Sakrie mencatat album Discus “1st” sebagai salah satu album jazz terpenting Indonesia sepanjang sejarah yang dimuat di majalah Rolling Stone. Tahun 2004 Majalah musik MTV Trax edisi lokal menyebut Discus sebagai salah satu dari 25 musisi paling berpengaruh di Indonesia, bersama tokoh-tokoh lainnya seperti Titiek Puspa dan Koes Plus. Pada tahun 2009 Discus meraih anugerah dua piala AMI Award 2004, yaitu untuk lagu “Anne” untuk kategori “karya musik rock progresif terbaik”, dan juga untuk album “...Tot Licht!” untuk kategori "Produksi karya musik rock progresif terbaik"

Akan tetapi diakui, band ini justru lebih dikenal di luar negeri dibandingkan dengan di negara asalnya sendiri. Faktanya Discus malah sering tampil di event-event besar di luar negeri, antara lain dalam "Expose Concert Series" di Menlo Park, California, "Knitting Factory" di New York, dan "ProgDay" di North Carolina. Semuanya digelar di Amerika Serikat, pada tahun 2000 lalu. Discus juga tampil dalam "BajaProg" di Baja, Meksiko, di (2001), tampil di "Progsol" di Pratteln, Swiss (2005), dan "FreakShow" di Wurzburg, Jerman (2005). Discus juga tampil di festival “Zappanale” di Bad Doberan, Jerman pada tahun 2009.

Sedangkan untuk box set yang baru saja dirilis, Discus mengeluarkan album live yang direkam saat mereka tampil di “Progsol”, Swiss. Dimana dalam album box set ini juga terdapat dua album pertama band ini, setelah dilakukan re-mastering. Untuk meningkatkan kualitas audio album tersebut. Box set ini terdiri dari 3 CD:

1. Album “1st” remastered dengan bonus track “Contrasts” live at “World Music Festival” GKJ 2005 feat I G Kompiang Raka

2. Album “...Tot licht!” dengan bonus track “System Manipulation” live at “Zappanale Festival”, Jerman (2009) feat Andien dan I G kompiang Raka

3. Album “Live in Switzerland, the official bootleg” berisi rekaman konser Discus di “ProgSol Festival” Switzerland (2005). Konser ini direkam oleh Jurg Naegeli, mantan bassist band metal Krokus yang pada saat itu telah menjadi salah satu sound engineer terbaik di Switzerland.

Perilisan box set ini, sekaligus menjadi momentum Discus kembali bermusik setelah ditinggalkan oleh 3 personilnya yang telah berpulang terlebih dahulu, yaitu Anto Praboe, Kiki Caloh dan terakhir Eko Partitur. Melihat sambutan publik terhadap box set tersebut yang luar biasa, Iwan Hasan sang leader dari Discus langsung mencanangkan untuk membuat single baru sebagai lanjutan dari box set yang telah beredar tersebut. Tak hanya itu saja, Discus sudah merencanakan album terbaru, yang sebagian besar musiknya sudah diciptakan oleh Iwan sejak 2007 lalu. (sTr)

Diberdayakan oleh Blogger.