“The Three Musketeers: D'Artagnan” Kisah Epik Pasukan Legendaris
Jakarta, DJC – Sudah seringkali,
kisah tokoh legendaris The Three Musketeers diangkat dalam film layar lebar. Akan tetapi kisah yang diambil dari Novel
karya Alexandre Dumas pada 1844 ini, selalu menjadi kisah epik yang menarik
untuk dijadikan tontonan film. Apalagi jika sang sutradara bisa mengambil
cerita dari sudut pandang yang berbeda. Seperti di film terbaru ini “The
Three Musketeers: D'Artagnan”, besutan sutradara Martin Bourboulon, yang naskahnya ditulis oleh Matthieu Delaporte dan Alexandre
de La Patelliere.
Dalam kisah
ini menggambarkan riuhnya berbagai tragedi di kerajaan Perancis di abad 18-an.
Tidak hanya menghadapi perang antar kerajaan (Inggris) tapi juga menghadapi
perang agama jenis baru, yang dibumbui intrik, konspirasi hingga drama
percintaan yang panas. Yang menarik, produksi film ini melibatkan 4 negara
besar di Eropa (Perancis, Jerman, Spanyol dan Belanda), yang mengucurkan
sekitar US$ 39.1 Juta untuk biaya produksi. Bukan biaya murah, tapi hasilnya
produksi ini mampu menghasilkan tontonan berkualitas.
Berkisah
seorang pemuda bernama D'Artagnan (Francois Civil) ingin mengabdikan dirinya untuk bergabung dengan pasukan elite Musketeers. Apalagi D'Artagnan memang memiliki kemampuan bertempur dan bermain pedang dengan baik. Akan
tetapi bukanlah hal mudah untuk bisa mencapainya. Banyak kendala yang dilewati,
mulai dari nyawanya yang nyaris melayang saat menyelamatkan penculikan wanita,
karena di tembak wanita misterius. Hingga dia harus melawan satu-satu anggota Three
Musketeers Athos (Vincent Cassel), Aramis (Romain Duris) dan Porthos (Pio
Marmai).
Pertemuan
dengan ketiga tokoh elite di pasukan Musketeers inilah yang membuat D'Artagnan melihat banyak ketidak beresan yang ada di kerjaaan Perancis, pimpinan
King Louis XIII (Louis Garrel). Sang raja
merasakan berbagai intrik yang terjadi disekitar kerajaaanya, termasuk dominasi
pihak Gereja Katolik. Walaupun belum resmi menjadi anggota pasukan Musketeers, D'Artagnan dilibatkan dalam
berbagai penyelidikan, terutama saat Athos difitnah membunuh seorang gadis. D'Artagnan bersama Aramis dan Porthos, berpacu dengan waktu untuk membuktikan bahwa
Athos tidak bersalah, karena ada ancaman hukum pancung yang menantinya kalau
tdak ada bukti yang mendukungnya.
Alur cerita di
film ini sangat dinamis, tidak sesederhana seperti di kebanyakan film The
Three Musketeers. Karena tidak hanya aksi dan
kepiawaian pasukan elit ini menjaga kerajaan Perancis, akan tetapi berkembang
dengan intrik kekuasaan di tubuh kerajaan, dominasi Agama dan pasukannya, drama
percintaaan D'Artagnan dengan Constance (Lyna Khoudri), hingga hubungan terlarang dari ratu raja Perancis dengan bangsawan
Inggris yang bisa memicu perang besar. Menjadi alur cerita yang disajikan
secara padat dan rapat di film ini. Inilah yang menjadi nilai lebih sang
sutradara, berusaha mengembangkan cerita yang sangat lebar, sehingga film ini
harus dibuat secara berseri. Ya, film ini “The Three
Musketeers: D'Artagnan” ini adalah awal
cerita (Part 1) dari seluruhan cerita yang akan disajikan sang sutradara.
Untuk urusan
akting, nama-nama seperti Francois Civil, Vincent Cassel, atau Eva
Green memang sudah tidak diragukan lagi. Yang paling menonjol
adalah setting film ini yang bisa megambarkan nuansa abad pertegahan
dengan baik. Apalagi pilihan costum di film ini yang sangat apik dan menawan.
Termasuk juga adegan perkelahian / peperangan yang menjadi wajib di film
seperti ini. Sebuah kisah sejarah yang diramu drama dan konspirasi, disajikan
secara menarik. Walaupaun dengan ending yang agak sedikit menggantung
(Bersambung). Pasti di kisah selanjutnya, akan sanggup menjawab semua
pertanyaan di film pertama ini, dan pastinya menghadirkan keseruan yang lebih
epik lagi. (sTr)
“The
Three Musketeers: D'Artagnan”
Genre
Film : Adventure, History
Produser : Dimitri Rassam
Sutradara : Martin Bourboulon
Penulis : Matthieu Delaporte, Alexandre de La Patelliere
Casts : Francois Civil, Vincent Cassel, Romain Duris, Pio Marmai, Eva Green, Louis Garrel, Vicky Krieps, Lyna Khoudri,
Jacob Fortune-Lloyd, Eric Ruf
Durasi : 121 Menit
STLS : R 13 Tahun Ke Atas
PH : Pathé,
Chapter 2
Post a Comment