Festival Film Prancis 2023 Mulai Digelar 17 November
Jakarta, DJC – Festival film selalu menjadi daya tarik sendiri bagi
penggemar sinema, tidak terkecuali di tanah air. Salah satuanya gelaran Festival Sinema
Prancis (FSP). Event yang diadakan sejak tahun 1996 lalu ini, diselenggarakan
oleh Kedutaan Besar Prancis Indonesia dan Institut français Indonesia yang
tersebar di banyak kota di Indonesia. Dimana pada setiap gelaran
FSP terhitung sukses mengumpulkan ribuan penonton. Pada tahun 2022 saja FSP berhasil mendatangkan lebih dari 4.000
penonton. Melihat keberhasilan tersebut, maka pada tahun ke-25
penyelanggaraan FSP 2023 kali ini, dihadirkan dalam format hibrida yang bekerja
sama dengan platform streaming Klik Film dan distributor Cinema XXI.
Dengan tema “Palme
d’Or,” yang merupakan penghargaan perfilman paling bergengsi di
dunia, yang dikurasi oleh juri Festival Film Cannes dan menjadi
simbol keunggulan, memberikan ketenaran dunia bagi film yang mendapat
penghargaan tersebut. Makan pada FSP kali ini, menfokuskan pada
film-film yang mendapat penghargaan di Festival Film Cannes atau
festival-festival besar lainnya di Eropa, serta seleksi khusus yang ditujukan
untuk “film genre” Prancis, akan dipresentasikan selama edisi ke-25 FSP, yang
bertujuan merayakan kekuatan, ambisi, dan keragaman bentuk-bentuk penyutradaraan
yang membuat sinema Prancis bersinar.
FSP 2023
akan mulai dibuka
pada tanggal 17 November 2023 dengan pemutaran perdana film “Animal Kingdom”
(2023) di Indonesia, yang juga dipresentasikan di Festival Film Cannes tahun
ini, dengan kehadiran sutradara Thomas Cailley dan aktor Paul Kircher di
Djakarta Theater XXI di Jakarta. Acara ini juga akan berlangsung bersamaan di
Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar, dan Bali. Festival akan ditutup
dengan pemutaran perdana film “The Three Musketeers: D’Artagnan” (2023)
di Indonesia pada tanggal 26 November 2023 di tujuh kota yang sama.
Tidak
hanya itu, pada FSP kali ini juga akan diadakan diskusi “creative talks”
dan lokakarya yang dipandu oleh para profesional Prancis dan Indonesia di
industri perfilman. Selain Thomas Cailley dan Paul Kircher, para sutradara “Zero
Fuck Given” (2021), Julie Lecoustre dan Emmanuel Marre, serta para
aktor-dansa dari film terbaru Cédric Klapisch “Rise” (2022), Marion
Barbeau dan Mehdi Baki, akan hadir di Indonesia untuk bertemu dengan audiens
Indonesia, berpartisipasi dalam diskusi, dan memandu lokakarya.
Selain
itu, sebagai penghormatan kepada pembuat film Jean-Pierre Melville, akan
diadakan retrospektif untuk memperingati 50 tahun kematian beliau. Film-film
seperti “Léon Morin, prêtre” (1961), “Army of Shadows” (1969),
dan “The Red Circle” (1970) akan diputar selama festival ini untuk lebih
memahami karya-karyanya dan periode Gerakan Nouvelle Vague. (sTr)
Post a Comment