“The Exorcist: Believer” Perjalanan Panjang Pengusiran Iblis

Jakarta, DJC – Pengusiran iblis atau Setan dari jiwa-jiwa yang dirasuki, menjadi tema yang sering di angkat pada film bergenre horror. “The Exorcist” adalah film tentang pengusiran setan yang memiliki sejarah panjang. Dibuat dengan berbagai versi, sejak film perdana “The Exorcist” di tahun 1973. Film yang cukup sukses dan ternyata film-film versi lainnya yang sudah di rilis juga mendapat respon yang positif. Setelah 50 tahun, film ini kembali di hadirkan, dengan arahan sutradara David Gordon Green berjudul “The Exorcist: Believer”. Dengan naskah yang ditulisnya sendiri bersama Scott Teems dan Danny McBride, film ini sepertinya akan bisa menyusul kesuksessan film-film sebelumnya.

Masih berkisah tentang proses pengusiran setan / iblis yang merasuki jiwa manusia. Adalah Victor Fielding (Leslie Odom Jr.) yang kehilangan anaknya Anggela (Lidya Jewett) saat pulang sekolah bersama teman sekelasnya Katherine (Olivia Marcum). Setelah 3 hari pencarian, keduanya ditemukan di sebuah lumbung pertanian yang jauhnya puluhan kilo dari tempatnya menghilang. Saat ditemukan, orang tua keduanya merasakan ada hal aneh pada kedua anak ini. Yang akhirnya merujuk pada petunjuk bahwa keduanya dirasuki oleh iblis yang jahat dan kuat. Untuk bisa membebaskan anak-anak ini dari kerasukan, mereka tidak bisa melakukan / melawannya sendiri.

Victor akhirnya dipertemukan oleh Chris MacNeil (Ellen Burstyn) yang pernah mengalami kasus serupa pada 50 tahun lalu. Dengan batuan Ann (Ann Dowd) seorang perawat yang menangani dua anak tersebut, akhirnya mereka harus berani melakukan proses pengusiran setan (Exorcist) yang merasuki jiwa kedua anak tersebut. Iblis atau setan yang merasuki mereka ternyata terlalu kuat, sehingga mereka harus minta bantuan beberapa pihak lainnya. Mulai dari kedua orang tua Khaterine, beberapa tetangga Victor, seorang paranormal dan tentunya pendeta. Pengusiran setan ini tenyata membawa mereka kesebuah kisah kelam yang telah terjadi beberapa tahun sebelumnya.

Film ini menghadirkan kisah yang tidak terlalu rumit. Sebagian besar cerita di film ini mengambarkan proses pengsuiran setan yang menegangkan. Sang sutradara sengaja menampilkan adegan yang mirip dengan adegan di film yang dirilis pada 50 tahun lalu. Hingga beberapa adegan disamakan persis dengan adegan di film “The Exorcist” tahun 1973. Bahkan sosok Chris MacNeil adalah orang yang ada /saksi di kisah film “The Exorcist” di tahun 1973 yang ceritanya masih hidup hingga saat ini. Meng-copy beberapa adegan di film klasik tersebut, menjadi penguat kisah di film ini, dan terasa lebih relate. Akan tetapi dengan teknik cinematography yang lebih kekinian dan menarik. Inilah hal yang berhasil dibangun dengan apik oleh sang sutradara, Adegan film lama yang di modernkan, dengan kisah atau alur cerita yang di modifikasi dan tentunya lebih pas dengan kondisi saat ini. Bukan hal yang mudah, akan tetapi film ini berhasil membuktikannya. Tidak terkesan monoton, jauh dari kesan membosankan waluapun alur ceritanya memang mudah dicerna. Beberapa adegan mencekam, terutama proses pengusiran setan ditampilkan dengan apik. Cinematography yang baik turut mendukung sukses film ini (sTr)