Teddy Adhitya Rilis Album “Semua, Semua”, Yang Lebih Mudah Dicerna
Teddy Adhitya (istimewa) |
Jakarta, DJC – Berkembang atau bermetamorfosis, menjadi sebuah kewajaran dalam berkarya. Tentunya untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Hal inilah yang juga dilakukan solois muda Teddy Adhitya, saat melepas albumnya yang ketiga “Semua,Semua” tepat pada jam 00.00, Kamis (24/08), di semua platform musik digital. Setelah sebelumnya melakukan pemanasan dengan perilisan single “Seperti Setiap Hari” pada bulan Juli lalu.
Perjalan
karier panjangnya ternyata mengarah pada fase baru yang diwakili dengan semua
lagu yang di tulisnya di album ini. Fase baru menurut sang penyanyi adalah perkembangan
dan berbagai hal yang dia rasakan. Dan semuanya di tuangkan dalam lirik
berbahasa Indonesia. Seperti diketahui Teddy selalu merilis lagu-lagu berbahasa
Inggris di kedua album sebelumnya atau beberapa single yang pernah dilepasnya.
“Bukan hal
mudah untuk menulis lirik berbahasa Indonesia. Butuh keberanian, banyak survey
dan masukan untuk menulis lirik dengan bahasa Indonesia yang benar. Tapi
setelah mendengar lagu-lagu seperti dari Project Pop, saya sadar tidak sekaku
atau seditail yang saya pikirkan untuk menulis lirik berbahasa Indonesia. Ini
fase baru yang saya rasakan. Penulisan lirik berbahasa Indonesia juga agar bisa
mudah dipahami oleh masyarakat tanah air lebih luas lagi. “Akunya saat
menggelar jumpa pers perilisan album ini, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan
(23/08).
Hal inilah
yang juga menjadi salah satu alasan, perilisan album ini memakan waktu yang
cukup lama. Sekitar 4 tahun lamanya setelah perilisan albumnya yang kedua “Question Mark
((?))”. Dalam perjalan pembuatan albumnya, singer-songwriter berdarah Ambon ini mengaku mendapat semacam banyak pencerahan. Termasuk dari almarhum
Glenn Fredly. Hingga berbagai rasa yang dialami di seputar hidupnya, mulai dari
perasaan
yang meliputi cinta, kecewa, marah, sampai kekesalan dan
kontemplasi yang dirangkum sangat personal di album ini.
"Album ini dan seluruh isinya
adalah bentuk romantisisasi dari semua bentuk emosi, semua bentuk perasaan,
semua bentuk pengalaman yang diromantisisasi melalui kata-kata dan kalimat menjadi
sebuah lagu dan melodi,” Ungkapnya lebih
lanjut.
Walaupun
masih kuat dengan nuansa R&B dan Soul, di album ini juga menampilkan
karakter Pop hingga Folk. Yang menurutnya musik-musik di albumnya kali ini
lebih mudah untuk dipahami. Berisi 12 track yang hadirkan karakter musik
cukup beragam, tanpa menghilangkan DNA musik dari Teddy, Album ini menggandalkan
lagu
“Caraku, Caramu” sebagai focus track. Karakter lagu yang lebih nge-pop dengan aransemen cukup
easy listening. Lagu ini dianggap bisa mewakili seluruh rasa di album
ini. Bahkan Teddy juga melibatkan Kunto Aji untuk berkolaborasi di lagu “Arah”.
Teddy menjelaskan
album ini melibatkan banyak sekali nama, dimana masing-masing nama ini
memberikan sentuhan tersendiri. Mulai dari Adityar Andra, Anugrah Swastadi, Barry
Likumahuwa, Dennis Nussy, Doni Joesran, Enrico Octaviano, Felix Buliks, Felix
Davis, Gamaliel Tapiheru, Gangga, Henry Budidharma, Jelita, Kamga, Kenny
Gabriel, Kevin Queency, Lafa Pratomo, Nino Kayam, Petra Sihombing, Ray
Prasetya, Rendy Pandugo, Stevano, Taufan Wirzon, dan Vicky Geovaldy.
Dalam
perilisan album ini, Teddy bekerja sama secara eksklusif untuk pertama kalinya dengan KithLabo, divisi Artist Service dari
Believe Music Indonesia. Dan rencana ke-depannya, keduanya akan tetap berkolaborasi untuk menjangkau
pendengar yang lebih luas lagi dalam bentuk promosi yang tepat.
(sTr)
Post a Comment