Memotret Sosok Sang Jendral di “Autobiography”
Jakarta, DJC – Untuk membuat film kelas festival internasional, tidak harus mengikuti kaidah standart film-film besar. Hal inilah yang berhasil dibuktikan film “Autobiography” arahan sutradara Makbul Mubarak. Bagaimana tidak, di film ini Makbul Mubarak baru pertama kalinya menyutradarai film berdurasi panjang. Tidak melibatkan banyak nama-nama besar sebagai pemeran. Tidak menghadirkan sisi cinematography yang cenderung rumit dan berbiaya tinggi. Tidak melibatkan produksi yang besar-besaran. Tapi film justru sukses meraih banyak prestasi.
Sebelum tayang secara luas di bioskop
Indonesia, film “Autobiography” sebelumnya sempat melakukan penayangan
terbatas pada kompetisi Jogja-Netpac Asia Film Festival 2022. Antusiasme
penonton terhadap film ini cukup tinggi. Terlihat dari
dua jadwal penayangan utama, tiketnya habis
dalam waktu kurang dari 30 menit. Dari keikutsertaannya, “Autobiography”
meraih penghargaan tertinggi Golden Hanoman Award. Selain itu, film ini
juga mendapatkan Piala pada malam penganugerahan Festival Film Indonesia
2022 dalam kategori “Penulis Skenario Asli Terbaik”.
Selain di level nasional, “Autobiography”
juga bersinar di kancah internasional. Beberapa penghargaan yang diterima film
“Autobiography” sebelumnya antara lain, The International Critics
Prize for Best Film in Orizzonti from the International Federation of Film
Critics (FIPRESCI) Venice Film Festival 2022, Feature Fiction Award Winner
Adelaide Film Festival Winner 2022, Grand Prize Winner-TOKYO FILMeX
International Film Festival 2022, Best Screenplay-Asia Pacific Screen Awards
2022, NETPAC Award-Taipei Golden Horse Film Festival 2022, Asian Cinema
Observer Recommendation Award, Taipei Golden Horse Film Festival 2022,
Aluminium Horse Award for Best Directorial Debut at the Main Competition
Section, Stockholm International Film Festival 2022, dan masih ada beberapa
penghargaan bergengsi lainnya.
Kekuatan
naskah menjadi andalan di film ini. Mengkisahkan Rakib (Kevin Ardilova) yang bekerja mengurus rumah besar secara turun temurun, milik keluarga
Puma (Arswendy
Bening Swara). Sedangkan ayahnya (Rukman Rosadi) di penjara, sehingga
Rakib harus mengurus sendiri rumah besar tersebut. Secara tiba-tiba Puma, yang
pensiunan tentara dengan pangkat Jendral datang ke rumah itu. Salah satu tujuan
sang purnawirawan adalah untuk mempromosikan atau berkampanye, karena Puma
mencalonkan diri sebagai Bupati.
Rakib kemudian
diajak ikut terlibat di banyak hal oleh Puma, termasuk mengajarinya menembak.
Rakib yang kehilangan sosok ayah, melihat sosok tersebut di diri Puma yang juga
menganggap Rakib seperti anaknya sendiri. Sebagai mantan tentara yang berkuasa,
Puma memiliki banyak pengaruh di desa tersebut. Bahkan untuk memuluskan niatnya
menjadi Bupati, Puma mengandalkan pengaruh dan koneksinya, hingga melakukan
berbagai cara agar niatnya tidak ada yang menghalangi. Termasuk dibangunya salah
satu proyek besar di desa tersebut, membuat bendungan yang digunakan untuk
pembangkit tenaga listrik.
Melihat sosok
Puma yang awalnya kebapakan, tapi disadari gaya hidupnya yang ternyata otoriter
dan bisa melakukan berbagai cara untuk mencapai sesuatu, Rakip merasa tidak
nyaman. Hingga merasa terintimidasi. Bahkan tidak bisa ‘lepas’ dengan mudah
dari pandangan sang Jendral. Konflik batin Rakib, yang berusaha melawan sosok Puma
yang penuh intrik dan mengalami power sindrome, menjadi kisah yang
menarik di film ini.
Pengambilan
gambar film yang sederhana, dan sangat natural. Bahkan tanpa banyak menggunakan
effect pendukung, justru memperkuat kisah di film ini. Dialog-dialog
yang tidak terlalu panjang, mendukung pengambilan sudut gambar yang natural
tersebut. Film ini membuktikan, bahwa tidak harus mengikuti kaidah umum dengan
biaya yang mahal untuk mendistribusikan tema cerita pada audiens. Justru
sang sutradara berhasil menyampaikan pesan sangat filosofis dengan permainan
gambar yang disajikan. (sTr)
“Autobiography”
-
Sutradara : Makbul
Mubarak
-
Produser : Yulia
Evina Bhara, Makbul Mubarak
-
Penulis : Makbul Mubarak
-
Pemeran : Kevin Ardilova, Arswendy
Bening Swara, Rukman Rosadi, Yusuf Mahardika, Lukman Sardi, Yusuf
Ahnad Tajudin, Mardiko Agus Nugroho, Ibnu Widodo
-
Penata Musik : Bani Haykal
-
Sinematografi : Wojciech
Staroń
-
PH : KawanKawan Media, Kaninga Picture
-
Durasi :
115 Menit
-
Negara :
Indonesia
-
Bahasa : Indonesia
Post a Comment