Memahami ‘Pengapnya Kota' Dalam Puisi
Jakarta, DJC - Gemerlap sebuah kota, selalu menarik untuk di jadikan inspirasi. Banyak karya musik, film lukisan hingga karya sastra yang terinspirasi dari cerita sebuah kota. Hal ini-lah yang juga menjadi pijakan seorang Benny Benke, saat merilis buku “Mengheningkan P.U.I.S.I”. Seperti judul-nya, buku ini merupakan kumpulan puisi karya jurnalis asal Jakarta ini. Berisi 49 karya puisi yang sudah di tulisnya sejak tahun 2004 lalu. Memotret cerita berbagai kota-kota iconic di banyak belahan dunia, yang tentunya pernah di singahinya. Di cermati, di caci, diratapi hingga di nikmati dalam bentuk sebuah puisi/ Di padukan dengan rasa kata dan sisi emosional, saat merasakan ‘pengapnya’ kota-kota yang di singahi tersebut.
Di era sosial media seperti saat ini, karya sastra
seperti puisi seperti terpinggirkan. Kalah dengan berbagai aplikasi video yang
sekarang di jadikan trend pergaulan anak muda. Di rilisnya kumpulan buku
“Mengheningkan P.U.I.S.I”, menjadi penyegaran akan karya satra yang
masih layak hadir di era kekinian. Perkara buku ini akan ‘laku keras’ atau
tidak, itu urusan kemudian. Paling tidak, kehadiran karya sastra bernetuk puisi
seperti buku ini, bisa di jadikan media ekspresi, curhat dan kritikan tentang
banyak hal. (sTr)
Post a Comment